Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep
perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing
(CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai
network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang
digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada
semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan
metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas
sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah
sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan
sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E, disebut
juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien
dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke
dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama
adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak
digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga
16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar.
Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki
jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di
dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah
cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk
digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis
hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat
IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana
dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana
dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnetones tidak bias digunakan. Selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
VLSM memberbaiki kekurangan metode conventional
subnetting. Dalam subnetting tradisional, semua subnet mempunyai kapasitas yang
sama. Ini akan menimbulkan masalah ketika ada beberapa subnet yang jauh lebih
besar daripada yang lain atau sebaliknya. Sedangkan pada metode subnetting VLSM
semua subnet tidak harus mempunyai kapasitas yang sama, jadi bias disesuaikan
dengan kebutuhan kita.
contoh:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan
CIDR, maka didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet
adalah 4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari
hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
Ø
Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana
nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 =
16
Ø
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung
kebutuhan untuk pembahasan ini kita
gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian
diperbanyak menjadi 16s
blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
Ø
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari
blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8
blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi
8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok
subnet hasil daro CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan
blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi.
Oleh :
Dwi Asmaraning Muhammad
5302410091
Rombel 2
PTIK UNNES


Tidak ada komentar:
Posting Komentar